Butuh Keikhlasan Batin untuk Toleran
By Admin
nusakini.com-Semarang – Sila keempat Pancasila menjadi pesan utama yang disampaikan Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, saat perayaan Natal Provinsi Jateng 2018 dan Tahun Baru 2019 di Grhadhika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jumat (25/1/) malam.
Natal yang juga dihadiri Ketua PGI Jateng Pendeta Eka Lasa Purwawibawa, Sekda Jateng Sri Puryono, Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi, serta jajaran Forkopimda Jateng itu berlangsung khidmat. Anggota Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Jateng yang beberapa waktu lalu memenangkan lomba di Ambon, turut menyuguhkan kebolehannya. Lagu “Noel, Noel” dan lagu “Malam Kudus” dinyanyikan Pesparani dari kelompok anak remaja, serta mengiringi prosesi penyalaan lilin.
Menurut Uskup Mgr Robertus, hidup berbangsa dan bernegara harus dilandasi kebijaksanaan.
“Sila keempat merupakan sila yang sangat bagus dan indah. Makna yang dalam harapan tertinggi, sebagai umat Kristiani kita tak henti-hentinya mewujudukan damai, sejahtera, kerukunan, dan persaudaraan di antara kita,” kata Uskup.
Senada juga diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dan memberikan sambutan di hadapan ratusan umat kristiani, pada Natal yang mengangkat tema “Bergembira, Bercahaya, dan Damai,” tersebut. Menurutnya, Jawa Tengah membutuhkan keihklasan batin untuk toleran.
“Saya ingin kita semua merawatnya. Ini lho bentengnya Pancasila ada di Jawa Tengah,” ungkap Ganjar.
Gubernur menegaskan, saat ini kondisi masyarakat Jawa Tengah sangat toleran dan kondusif. Kondisi tersebut mesti terus dirawat. Jangan biarkan ada oknum yang mengganggu dan ingin memecah kebersamaan di antara masyarakat.
“Begitu indahnya ketika semua agama yang ada di Jawa Tengah ini saling mendukung, saya merasakan ‘mak-nyes’ di hati. ‘Masak kaya ngene‘ tidak kita rawat, ‘masak kaya ngene‘ ada yang mengganggu dan akan mencabik-cabik? Kita tidak akan biarkan mereka mengganggu dan mencabik-cabik,” tegas mantan anggota DPR RI ini.
Sementara itu, suasana perayaan Natal kali ini juga terlihat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika suguhan makanan yang disajikan dikemas dalam ‘besek’. Makanan yang ada di dalam besek itu beragam jajanan pasar. Sementara minuman yang disuguhkan pun menggunakan gembes.
“Kami ingin mengajak semua umat dan masyarakat semua untuk membuat gerakan mencintai makanan lokal. Selain itu, minuman yang disuguhkan dalam gembes pada perayaan Natal kali ini merupakan bagian dari dukungan kepada Pak Gubernur yang ini mengurangi pemakaian plastik,” kata Ketua Panitia Natal, Hanung Triono.(p/ab)